Kamis, 12 November 2015

Puisi





Selimut kerinduan
Senja berubah menjadi malam
Yang ingin kudengar adalah suaramu
Suara yang menenangkan hati ku
Namun saat ini,
Hanya raungan atap yang diserbu cucuran hujan
Yang ingin ku lihat adalah cahya ayumu
Namun hingga kini,
Hanya wajah malam yang menangis tersedu sedu
Biarlah hujan menghapus segala jejak di atas tanah
Tapi takkan ku biarkan jejakmu terhapus di hatiku
Dalam rindu yang tertahan oleh penantian
Kusenyapkan malam dalam sebuah kesendirian
Sekarang ku hanya bisa menikmati suara cucuran hujan dan secangkir kopi
Berharap suatu saat engkau kembali

Mengukir cerita kita yang baru

Kamar ku

hanya disini, ditempat ini
semua yang terjadi dapat ku kenang
letih dan lelah dapat ku redam
keresahan dan amarah pun dapat ku padamkan

hanya disini, ditempat ini
harapan dapat ku panjatkan
bisa mengenang arti kehidupan
dapat bertahan dan melawan dari badai yang menghadang

hanya disini, ditempat ini
aku dapat bermimpi
walau hanya di temani sebuah guling dan bantal
walau hanya lewat torehan tinta di atas kertas putih

ku tau dan sadar
tak selamanya aku berada disini
tak selamanya aku berada ditempat ini
sampai kalanya aku pergi untuk mengisi hari

dan mengejar pelangi

Bidadari dalam mimpi
Kau adalah serpihan cerita
Yang membuat senja menjadi indah
Disaat hati ini menjadi gundah
Dan jiwa ini menjadi goyah
Kau adalah obat penawar kerinduan
Kau selalu mendampingi ku
Disaat gelap menyelimuti tubuh ku
Menerangi setiap langkah ku
Disaat ku tersesaat di tengah laut yang tak bertepi
Sekarang cerita ini telah pergi
Membawa semua kenangan manis
Dan jejak kau pun telah habis
Terkikis tetesan hujan
Yang menghalangi senja menjadi gelap

Puisi pisah di pertengahan jalan

Disaat ku sendiri, kesepian, dan tak tentu arah yang dituju
Kau hadir membawa sejuta harapan, cinta dan keindahan
Sehingga ku terlena menikmati warna hidup yang kau berikan
Tapi
Itu hanya sementara
Disaat ku hanyut terbawa cinta mu
Lalu kau pergi, kau bawa semua yang kau janjikan
Dan berubah menjadi kegelapan malam
Sekarang yang tersisa hanyalah harapan semu
Tak mungkin dapat ku genggam lagi
Tuhan apakan yang harusa ku lakukan
Kemana langkah yang ku tuju
Disaat ku berada dipersimpangan jalan
Kemana ku harua mendayung
Disaat ku berada di tengah hamparan laut yang luas
Kemana ku harua mencari mu
Menggenggam erat tangan mu
Sekarang kuterombang ambing di tengah samudra
Mencari dermaga di laut tak bertepi

"" ##@@##""%$&;:'***###@@**=

Iya, ini hanya sepenggal kata ....
dr sepotong tebu, tx selamanya tebu itu manis ...
Baru d tebang emang manis, jka d byarkn mengikuti arus akn berubah rasa mnjdi lebih pahit ... 

Seperti sebuah kehidupan...
Emang, baru kenal, hingga mnjadi sebuah ikatan ...
Bgikn dunia ini serasa brdua yg memilikinya ...
seakan lupa bumi ini trus berputar ...

Hingga wktu yg merubah sebuah suasana ...
Siang mnjdi mlm...
Gelap mnjdi terang...
Pasang menjadi surut ...
Setiap hari selalu silih berganti ...

Di kala hidup d kuasai emosi dan ambisi ....
Yang memutar roda terseret ke bawah, berputar 180° ...
Mmbuat goresan-goresan d hati, bgikn tertusuk duri,  bgikn tersayat pisau...
Remuk hingga mnjadi puing-puing ...

Andai 

ku harap kau masih ingat saat kita berada di sebuah dermaga
memandang langit yang perlahan menjadi jingga
mendengar desiran ombak yang menerpa pasir pantai
melihat ikan-ikan kecil yang melompat di lautan

Ku harap kau masih ingat di saat kita berteduh di sebuah pondok
berdua, memandang tetesan hujan yang membasahi bumi
mendengar suara tetesan hujan menerpa atap

kuharap kau masih ingat
dulu ku pernah nyatakan perasaan ku pada mu
yang ditemani sinar bulan purnama
kuharap kau masih ingat semua tentang kita

ku berharap semua ini bisa terulang kembali
sekarang senja telah kesepian

karena merindukan purnama