Dilema

salam sobat"
gue mau cerita ni, cerita tentang yang gue rasain saat ini. kata orang cinta itu tumbuh dari pandangan pertama turun ke hati yang membuat kinerja otak dalam waktu 5 detik berubah secara signifikan yang bekerja lebih cepat dari biasanya, sehingga dapat berubah sikap dan sifat seseorang, yang dapat merangkai kata-kata indah, namun yang gue rasakan tak seperti itu. gue tak tau entah dari mana awalnya, entah dari mana mulanya. perlahan-lahan cinta itu mulai tumbuh kepada sahabat gue. setiap dekat dia rasa ingin senyum sendiri, dan sekarang selalu ingat tentang dia. hal ini juga pernah gue rasakan saat kasmaran dulu sama mantan-mantan gue. yang gue tak habis fikir sampai saat ini kenapa waktu gue deket sama dia, gue terdiam seribu bahasa, bibir ini tak mampu memecah keheningan. kalau kayak gini terus macam mana mau PDKT kan.
bagi gue dia tu baik, ramah, cantik dan sifatnya yang satu ini membuat gue enggak sanggup, cueknya stadium 4 tingkat dewa. iya, bener, kalau gue ngomong 1km panjangny hanya 1 jengkal jawabannya, gilakan. tapi tidak masalah buat gue, yang jadi masalah dan menjadi dilema berat gue yaitu sahabat gue sendiri yang begitu akrab sama gue juga suka sama dia, itu yang membuat gue merasa gila banget. ini bukan lagi gila tingkat dewa, mungkin melebihi dewa.
dilema ini bukan kali pertama gue rasakan, dulu gue juga pernah rasakan hal yang demikian. gue harus mundur karena sahabat, gue tak ingin kaca pecah karena hujan.untuk kali ini gue menjadi ragu dan bimbang harus memilih yang mana, pertanyaan ini selalu menghujani pada diri gue sendiri. jangan bahas lagi lah.
oo iya, umur jomblo gue bru 2 bulan. gue putus sama mantan gue bukan karena gue menghianati. gue tipikal cowok yang setia, ok, pertanyaannya, kenapa gue harus setia? jawabannya simpel, pertama, karena gue tau rasanya dilhianati. gue tak ingin apa yang gue rasakan terjadi pada orang yang gue sayang. kedua, mungkin emang gak ada lagi yang mau sama gue. ini baru mungkin ya, ingat dan tancapkan dalam-dalam, "ini baru mungkin". gue tak ganteng-ganteng amat, cool atau apa lah yang sebagainya, tapi gue memikat dan menarik, tapi lagi ni, tapi itu kata gue. kalau kata mantan gue dulu gue tu ganteng, cool, keren pokoknya perfek lah, gue tak tau matanya rabun atau berbohong untuk nyenengin hati gue, do'a in aja itu tulus dari hatinya, amiin..
kembali kedilema gue, kenapa gue putus sama mantan gue ? , gue pernah di hianati, gue terima, mungkin dia ingin cari yang lebih sempurna dari gue. masalah pendidikan, tidak dapat restu dari orang tuanya karena gue hanya seorang kuli bangunan yang gak cocok sama anaknya yang kuliahan, yang punya masa depan cerah,yang punya pendidikan tinggi. memang gue bukan orang yang seberuntung orang-orang disana, yang menginginkan sesuatu mudah terwujud. tapi gue bangga, sesuatu yang gue inginkan terwujud karena keringat gue, dan gue harus tetap semangat menjalaninya. gue lihat masih banyak orang-orang disana yang tak seberuntung gue, tak sebahagia gue.
gue juga pernah putus karena masalah keluarga, iy, keluarga bokap gue gak suka sama keluarga pacar gue, dulu ya, sekarang gue gak punya pacar. gue sudah berusaha memperbaiki semuanya, tapi gue gak mampu memindahkan duri yang menghalangi hubungan kami. pacar gue, yang sekarang sudah disebut mantan, tak mampu menahan lontaran kata-kata pedas dari keluarga gue, yang pedasnya mengalahkan sejuta cabai, sampai-sampai harga cabai melonjak naik, yang membuat cabai lovers merasa resah dengan keadaan ini. akhirnya kami harus kandas membawa beribu kenangan pahit manis dihati kami.
kembali lagi ke masalah utama, masalah yang membuat hati gue resah, resahnya melebihi harga bbm naik, harga sembako naik, atau listrik mati setiap hati. kata orang cinta tak harus memiliki, tapikan walau tak harus memiliki cinta harus diperjuangkan. bagi nitizen-nitizen yang pernah punya problem yang sama kayak gue mohon bantuannya ya.
salam damai ......
Bang Mazlan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar