Senin, 18 Januari 2016

Masa lalu pelangi kecil


Sang mentari tersenyum indah memandang bumi dari ufuk timur yang mengingatkan ku pada masa kecil dulu. Masa-masa indah sebelum ku mengenal arti kehidupan, belum mengenal arti cinta dan perasaan, yang ku tau hanya bermain dan bahagia. Kala itu ku baru berusia 6 tahun, setiap lebaran idul firti dan idul adha aku pergi liburan ke rumah kakek ku di desa semelagi besar bersama ayah dan ibu ku. Disana aku mempunyai 2 orang sahabat bernama ayu dan nika, sahabat yang selalu menemaniku saat aku liburan disana. yang masih ku ingat kami bermain kuis tanya jawab gitu dan aku menjadi hosnya, siapa yang betul jawabnya dapat hadiah uang dari dedaunan. Mereka mempunyai sifat yang sama baik, cantik dan ceria.

Waktu sudah beranjak sore aku bersama orang tua ku pulang kerumah, tapi sebelum pulang aku selalu meminta ayam kakek ku untuk ku bawa pulang. Ku tangkap ayamnya lalu bilang " Kek aku mau bawa pulang ayam ini ya" sambil berlari memasukkannya kedalam kardus. " Habis nanti ayam kakek " sahutnya sambil tersenyum. "Tidak apa kek nanti bertelur lagi. Setiap aku pulang dari sana aku selalu membawa seekor ayam, ya untuk dipotong dirumah.

Sejak kami beranjak dewasa aku sudah jarang berkunjung kesana karena aku disibukkan oleh tugas sekolah dan sorang wanita yang menemani setiap langkah ku. Cinta adalah anugerah terindah yang Allah swt berikan kepada setiap hambanya, yang membuat hari ku lebih berwarna. Setelah aku menyelesai kan sekolah di smp kami semakin menjauh dan akhirnya harus kandas karena ego yang masih labil. pada ku kelas 3 smk saat itu aku berusia 18 tahun, aku menyempatkan main ke sana lagi tentunya tidak sama orang tua ku, aku pergi bersama tetangga ku. Saat ku bertemu sama ayu entah mengapa hati ini terasa berada di taman bunga yang indah, ingin ku petik dan ku bawa pulang bunga terindah disitu. "hay ayu, udah sombong ye" sapa ku. " Eh, mazlan kn", "iy lah siapa lagi"," kau tu yang sombong sudah gak mau main ke sini lagi, sudah lupa ya sama aku". "ingat lah yu, masak si cantik semudah tu melupainnya, apa kabar kau ?". " Kabar baik, makin tinggi kau lan ya". "Bukan aku yang ninggi, kau  yang mendek", canda ku. Kami lalu tukaran no hp dan aku segera pulang.

Hampir 1 tahun berlalu selesai tahun baru 2015, aku main ke rumah ayu, bercerita panjang lebar dan ku ajak dia ke pantai sorenya. "yu, gak apa ni kamu ku bawa", kata ku. " Emang kenapa lan ". "Enggak, takut aja nanti ada yang marah, lalu pulang tidak be ban motor ku". "Kau lan, tidak berubah ya, sukanya gombal terus, tidak ada lah lan, siapa juga yang mau marah", katanya. "Alhamdulillah, tapi demi kamu aku mau ko' berubah". waktu beputar begitu cepat, senja pun sudah tampak ingin tidur, aku segera mengantarnya pulang. Setelah pertemuan itu kami sering SMSan dan teleponan sehingga terasa nyaman dan semakin akrab padanya. Pada malam minggu tanggal 1 bulan 2 ku mengajak dia jalan dan dia pun menerimanya, walau awan tak mampu menampung air ku tetap pergi. Pada malam itu juga aku menyatakan perasaan ku padanya dan cinta ku tidak bertepuk sebelah tangan.

Namun hal indah itu tidak berlangsung lama 2 bulan berlalu cinta kami harus kandas, karena ego dari saudara ayah ku yang tidak suka padanya, entah apa dan kenapa alasannya aku juga tidak mengetahui. Aku sudah berusaha memperbaiki semua, tapi aku tidak mampu melewatinya akhirnya ayu meminta hubungan ini dibubarkan. Dari situlah dunia ku menjadi gelap, tidak ada setetes pun cahaya yang menemani. Hari-hari ku ditemani air mata dan minuman keras untuk menenangkan hati yang remuk. Walau dia bukan yang pertama, tapi entah mengapa rasa sayang ini begitu dalam padanya. Sampai yuli yang memberikan sinar kembali padaku dan kami pun jadian. Yuli sahabat ku sekolah di smk, dia yang selalu ada saat ku suka mau pun duka, menemani langkat ku, mengingatkan ku dari kesesatan. Namun hubungan ini juga harus kandas karena strata sosial yang berbeda.

Sekarang aku lagi menempuh pendidikan S1 di politeknik negeri di daerah ku dengan program study Agroindustri Pangan. sekarang aku juga mengalami delema cinta yang rumit, rasa cinta tumbuh pada sahabat ku, padahal aku tidak menginginkan rasa ini datang padanya. Jalan cerita cinta memang sausah ditebak, dia datang dengan sendirinya. Namun bukan itu masalah ku, yang jadi masalah sahabat ku sendiri juga suka sama dia. Hal ini yang membuat hati tergores, pertanyaan mengapa, kenapa selalu menghantui fikiran ku. Tak dapat ku pungkiri ingin ku memilikinya, tapi aku juga tak menginginkan kaca pecah karena hujan. Aku hanya berharap rasa ini terkikis dimakan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar