Sabtu, 30 Januari 2016

Seindah mimpi



duduk termenung ku di sebuah pondok di tepi danau, memandang warna-warni pelangi diseberang sana. air dari dedaunan yg menetes ke permukaan danau masih jelas terdengar ditelinga ku, suara kicauan burung bertalu-talu bersahutan membuat suasana lebih hening. setelah beberapa saat ku duduk termenung dengan memeluk sebuah gitar kesayangan ku terdengar suara yang tak asing bagi ku memanggil nama ku, ia, dia seseorang yang ku tunggu sedari tadi.


"lan, sudah lama ya nunggu, maaf ya aku telat," sahutnya yang memecah lamunan ku. 
"eeh, enggak, aku juga baru sampai, silakan duduk,". lalu ia duduk disebelah ku. kembali kutermenung dengan seribu bahasa, entah apa gejolak di dalam jiwa yang membuat bibir ini berat untuk ku buka. "kenapa bengong, gitarnya ko' dipeluk terus", katanya. ku hanya menatap wajahnya dan tersenyum. mulai kupetik satu persatu senar gitar, ku nyanyikan sebuah lagu kesukaannya. ku pandang wajahnya yang tersenyum manis dihadapan ku.

"kamu suka yan," kata ku.
"iy, aku suka banget sama lagu ini" balasnya.
"hanya lagu ini".
" enggak, suka lagu sama orang yang nyanyikannya saat ini".
sejenak ku terdiam dengan jantung yang deg-degan, lalu ku pegang tangannya dan ku tatap wajah indahnya, "yan aku.... aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu, aku juga sayang sama kamu".
dia menatap ku dengan sebuah senyuman," udah, cuma itu"
"iya"
"enggak ingin lebih"
"sayang ini sudah lebih dari sekedar teman, yan kamu mau gak jadi pacar ku , aku janji ku akan menjaga mu, apa pun yang terjadi sampai takdir yang memisahkan kita"
"kamu serius lan".
" iya yan aku serius"
dia mengangguk dan bilang "iya"

 bahagia ini tak dapat ku ukirkan dengan kata-kata lagi, hati ini terasa berada di sebuah taman bunga yang indah, mantari bersinar terang, suara burung berkicau dengan indah seakan dia tau apa yang ku rasakan saat ini. ku peluk tubuhnya dengan penuh cinta. ingin ku hentikan waktu saat itu agar bahagia ini tak cepat berlalu. tapi apalah daya tangan ini tak sanggup untuk itu. 

tak terasa matahari sudah mulai menjingga di ufuk barat ingin meninggalkan bumi, kami beranjak pergi meninggalkan tepian danau tersebut. di pertengahan jalan kami dihadang oleh 3 orang lelaki bertopeng dengan badan lebih kekar. tanpa basa basi dia langsung menyerang ku, tadinya aku masih bisa melawan, namun sebuah benda tajam tertancap di perut kiri ku. aku terjatuh, tergeletak ditanah dengan berlumuran darah. melihat ku tak lagi berdaya, dia kembali menyerangku, memukul wajah ku lebih beringas. serentak ku terkejut dari tidur ku, ternyata adik ku yang sedang membangunkan ku dengan memukulkan sebuah bantal ke wajah ku. 
" makasih dik " , kata ku sambil mengusap rambutnya, dan tersenyum.
" untuk apa "
" ya, makasih telah membangunkan abang, kalau tidak adik bangunkan abang entah apa yang akan terjadi sama abang, mungkin tinggal nama kali abang mu ini "
di pegangnya jidat ku " abang sakit atau gila "
" mungkin abang sudah gila, gila karena cinta "
adik ku langsung berlari keluar kamar ku sambil teriak " ayah, abng kehabisan obat, abang sudah gila,".
" kenapa kau nak" kata ayah ku.
" kebawa suasana mimpi yah"
" Ooh, ayah mau ke pasar ni, kau mau nitip apa"
" nitip 2325 aja yah, sesuai dengan mimpi 5 ribu."

makasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar